Kata Pengantar
Dengan
mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan ridhonya juga
pada akhirnya penulisan makalah tentang “Dampak
Pergaulan Bebas pada Remaja” ini dapat di selesaikan.
Penulisan makalah ini merupakan
salah satu syarat bagi setiap mahasiswa/mahsiswi Pendidika Guru Sekolah Dasar
Reguler Mandiri 02 untuk memenuhi ujian mid semester.
Dalam proses penyelesaian makalah
Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga terutama kepada dosen
pempimping Dra. Elfia Sukma, M. Pd dan seterusnya kepada rekan-rekan yang telah
memberikan banyak bantuan dalam rangka penyelesaian makalah ini.
Semoga Allah SWT dapat membalas
kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa isi dari
makalah ini banyak kekurangan dan kelemahan-kelemahan atau jauh dari kesempurnaan.
Ini sesuai dangan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu semua saran
dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan
penyempurnaan isi makalah ini.
Padang, 26 Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................
i
Daftar Isi ......................................................................................................
ii
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang Masalah ...................................................................1
1.2 Perumusan
Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan
dan Manfaat Menulis ........................................................ 1
1.3.1
Tujuan ............................................................................... 2
1.3.2
Manfaat ............................................................................... 2
DAMPAK PERGAULAN BEBAS PADA REMAJA ................................... 3
2.1 Remaja ........................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Remaja .................................................................... 3
2.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Remaja ................................. 4
2.2 Pergaulan Bebas ................................................................................ 5
2.2.1 Pengertian Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja ......... 5
2.2.2 Bentuk-bentuk Pergaulan Bebas ............................................ 6
2.2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Pergaulan Bebas ..................... 6
2.2.4 Dampak Pergaulan Bebas ...................................................... 15
2.2.5 Cara Menanggulangi Pergaulan Bebas ............................... 21
PENUTUP ...................................................................................................... 26
3.1 Simpulan .......................................................................................... 26
3.2 Saran ..................................................................................................... 26
Daftar Rujukan
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Remaja adalah tulang punggung bangsa, yang
diharapkan masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini
agar lebih baik. Namun yang terjadi remaja saat sekarang telah banyak
terjerumus kedalam kehidupan yang dapat merusak masa depan yang diakibatkan
oleh pergaulan bebas.
Pergaulan
bebas semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Berbagai macam
pergaulan bebas yang mencolok saat ini, sepert ; tauran pelajar, penyalah
gunaan narkoba, dan seks bebas yang semakin menjamur. Pelakunya bukan hanya
anak SMA bahkan sudah merambat dikalangan SMP.
Untuk
itu penulis mengangkat judul ini agar
kita dapat mengetahui lebih dalam tentang apa penyebab terjadinya pergaulan
bebas tersebut dan penulis mencoba sedikit memberikan solusi cara
menanggulanginya.
1.1.1
Rumusan
Masalah
Banyak masalah yang berkaitan dengan
pergaulan bebas yang terjadi dikalangan remaja dapat diidentifikasi,
diantaranya :
1.
Apa itu remaja?
2.
Apakah remaja memiliki tingkatan?
3.
Apakah pergaulan bebas itu?
4. Apa
bentuk-bentuk pergaulan bebas itu?
5. Apa
faktor-faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas?
6. Apa
dampak dari pergaulan bebas itu?
7.
Bagaimana solusinya untuk menghindari
atau mengatasi pergaulan bebas?
1.2 Tujuan
dan Manfaat Penulisan Makalah
1.2.1 Tujuan
Penulisan Makalah
Adapun
tujuan dari pembahasan Dampak Pergaulan Babas pada Remaja adalah :
1.
Untuk mengetahui apa yang melatar
belakangi “remaja menjadi korban dari pergaulan bebas”.
2. Untuk
mengetahui dampak dari pergaulan bebas.
3. Untuk
mengetahui cara menghindari pergaulan bebas.
4. Untuk
mengetahui cara menanggulangi pergaulan bebas.
1.2.2 Manfaat
Penulisan Makalah
Makalah
ini diharapkan agar bermanfaat sebagai :
1. Bahan
informasi bagi pembaca untuk menghindari pergaulan bebas.
2.
Sebagai informasi bagi penulis untuk
menambah wawasan tentang pergaulan bebas.
3. Sebagai
informasi tata cara bergaul yang baik dikalangan remaja.
DAMPAK PERGAULAN BEBAS PADA REMAJA
2.1 Remaja
2.1.1 Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari
perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa yang meliputi perubahan ocial, perubahan psikologik, dan
perubahan ocial. Di sebagian besar masyarakat
dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan
berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoatdmojo, 2007).
Menurut Soetjiningsih (2004) Masa remaja merupakan masa peralihan antara
masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu
antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda. Berdasarkan umur kronologis dan
berbagai kepentingan, terdapat defenisi tentang remaja yaitu:
1.
Pada buku-buku pediatri,
pada umumnya mendefenisikan remaja adalah
bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun dan umur 12-20 tahun
anak laki- laki.
2.
Menurut undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan
anak, remaja adalah yang
belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
3.
Menurut undang-undang perburuhan, anak
dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan
mempunyai tempat tinggal.
4.
Menurut undang-undang perkawinan No.1 tahun 1979, anak dianggap
sudah remaja apabila cukup matang, yaitu umur 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk anak-anak laki-laki.
5.
Menurut dinas kesehatan anak dianggap
sudah remaja apabila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus
sekolah menengah.
6.
Menurut WHO, remaja bila anak telah
mencapai umur 10-18 tahun (Soetjiningsih, 2004).
Remaja berasal dari kata latin
adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh dewasa. Istilah adolensece
mempunyai arti yang lebih luas lagi mencakup kematangan mental, emosional,
social, dan fisik (Hurclok, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat
yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan
dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Mankos, dkk 1994)
bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
2.1.2 Tahap-tahap Perkembangan
Dalam proses
penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja:
1.
Remaja awal (early adolescent)
Seorang remaja
pada tahap ini masih terheran-heran akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan
yang menyertai perubahan-perubahan itu.
Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan
mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi social.
Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini
sulit dimengerti dan dimengerti orang dewasa.
2. Remaja
madya (middle adolescent)
Pada tahap ini,remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ia
senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai
diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu,
ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka
atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis,
idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari social complex (perasaan cinta pada ibu sendiri
pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan denganteman-teman.
3. Remaja
akhir (late adolescent)
Tahap ini adalah masa
konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal
yaitu:
a. Minat
yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b. Egonya
mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-
pengalaman baru.
c. Terbentuk
identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d. Egosentrisme
(terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan
antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh
”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum
(Sarwono, 2010).
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja,
kita sangat perlu untuk mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya.
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada
tiga tahap yaitu:
1.
Masa remaja awal (10-12 tahun)
a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan
teman sebaya.
b.Tampak
dan merasa ingin bebas.
c. Tampak
dan memang lebih banyak memperhatikan
keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).
2.
Masa remaja tengah (13-15 tahun)
a. Tampak dan ingin mencari identitas diri.
b.
Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam.
3.
Masa remaja akhir (16-19 tahun)
a. Menampakkan
pengungkapan kebebasan diri.
b. Dalam
mencari teman sebaya lebih selektif.
c. Memiliki
citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
d. Dapat
mewujudkan perasaan cinta.
e. Memiliki
kemampuan berpikir khayal atau abstrak (Widyastuti dkk, 2009).
2.2 Pergaulan
Bebas
2.2.1 Pengertian pergaulan Bebas di Kalangan Remaja
Pergaulan bebas dikalangan remaja adalah
salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk
social yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar
manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Namun pergaulan bebas yang terjadi saat
ini sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali terjadi prilaku yang telah menyimpang
dan melanggar nilai social yang ada dalam masyarakat. Pergaulan bebas seperti
ini termasuk kenakalan remaja, kata pakar-pakar
kenakalan remaja itu bisa didefinisikan sebagai perilaku menyimpang atau
tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga
tindak kriminal (Kartono, 2003).
Prilaku anak muda atau remaja zaman sekarang
telah jauh dari norma agama sebagai pedoman hidup. Nilai etika dalam pergaulan
telah dilanggar seperti tidak menghormati yang tua, mengucapkan permisi kepada
orang lain jika lewat dan yang paling memprihatinkan adalah tauran antar
remaja, pemakaian obat terlarang (narkoba), dan seks bebas atau kumpul kebo.
2.2.2 Bentuk-bentuk Pergaulan Bebas
Masa remaja merupakan periode penting
dalam rentang kehidupan, dimana individu mengalami banyak perubahan baik fisik,
emosional, maupun ocial, perkembangan fisik dan mental yang terjadi secara
pesat pada masa ini akan mempengaruhi perilaku individu dalam lingkungan
sosialnya, remaja yang sedang berada dalam periode yang penuh rasa ingin tahu
dan mencoba-coba, terdorong untuk melakukan berbagai macam hal yang belum
pernah dialaminya. Dalam masa remaja mau tidak mau harus melalui berbagai tugas
perkembangan yang akan dia hadapi salah satu tugas perkembangan tersebut adalah
mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun
wanita (Hurlock, 1980).
Bentuk-bentuk
kenakalan remaja yang akan kita bahas yaitu :
1. Tawuran
antar remaja
2. Penyalahgunaan
narkoba
3. Seks
bebas
2.2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Pergaulan Bebas
1 1.
Tawuran
Antar Remaja
Tawuran ialah seorang siswa dengan siswa lainnya
yang penuh dengan dendam. Ada beberapa julukan bagi para pelaku tawuran seperti pentolan dan gembel. Pentolan
adalah seorang pemimpin, siswa yang berani melukai tubuh musuhnya saat
sedang tawuran. Dia
berhak meminta sumbangan pada para siswa
untuk alasan membeli bir atau
senjata tajam yang akan digunakan
saat tawuran. Dia
juga berhak meminta uang untuk alasan
diberikan kepada temannya yang
terluka saat tawuran. Gembel
adalah seorang alumni
atau seorang yang telah dikeluarkan dari sekolah.
Dia juga memiliki hak yang sama seperti pentolan untuk meminta sumbangan.
Ada
dua factor penyebab terjadinya tauran antar pelajar yaitu faktor internal dan
faktor eksternal,yaitu :
1. Faktor
Internal
Yang dimaksud dengan
faktor internal adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi
diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi miliu di sekitarnya dan semua
pengaruh dari luar. Prilaku merupakan reaksi ketidak mampuan dalam melakukan
adaptasi terhadap lingkungan sekitar, misalnya :
a. Adaptasi
pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya
keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari
lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya
menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat
perkelahian mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi
itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanyamudah putus asa, cepat melarikan
diri dari masalah, menyalahkan orang/pihak lain pada setiap masalahnya, dan
memilih menggunakan cara singkat untuk memecahkan masalah.
b. Pada
remaja yang sering berkelahi ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin,
mudah frustasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang
lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Mereka biasanya sangat
membutuhkan pengakuan.
2. Faktor
Eksternal
Sedangkan faktor
eksternal adalah sebagai berikut :
a. Faktor
keluarga
Baik buruknya rumah
tangga atau berantakkan atau tidak nya sebuah rumah tangga.Rumah tangga yang
dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak
pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar melakukan kekerasan pula.Perlindungan
lebih yang diberikan orang tua.Penolakkan orang tua, ada pasangan suami istri
yang tidak pernah bisa memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu.
b. Faktor
lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah yang
tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak memenuhi persyaratan,
seperti ; tanpa halaman bermain yang cukup luas,tanpa ruang olah raga,minimnya
fasilitas ruang belajar,jumlah murid yang terlalu banyak dan padat,ventilasi
dan sanitasi yang buruk dan Guru yang lebih berperan sebagai penghukum dan
pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang seringkali menggunakan kekerasan
dalam “proses pembelajaran” dan “mendidik” siswanya. Kondisi semacam ini
membuat siswa belajar dan meniru sikap dan prilaku guru yang pada gilirannya
akan dilakukan di luar sekolah berupa tawuran.
c. Faktor
miliu/lingkungan.
Lingkungan sekitar yang
tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan remaja,
misalnya ; lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang
berperilaku buruk.
2.
Penyalahgunaan
Narkoba
Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut ke dalam
tubuhnya, pengaruh tersebut berupa pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan,
semangat dan halusinasi. Dengan timbulnya efek halusinasi inilah yang
menyebabkan kelompok masyarakat terutama di kalangan remaja ingin menggunakan
Narkotika meskipun tidak menderita apa-apa. Hal inilah yang mengakibatkan
terjadinya penyalahgunaan Narkotika (obat). Bahaya bila menggunakan Narkotika
bila tidak sesuai dengan peraturan adalah adanya adiksi/ketergantungan.
Adiksi adalah suatu kelainan obat yang bersifat kronik/periodik sehingga
penderita kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap
dirinya dan masyarakat. Orang-orang yang sudah terlibat pada penyalahgunaan
Narkotika pada mulanya masih dalam ukuran (dosis) yang normal. Lama-lama
pengguna obat menjadi kebiasaan, setelah biasa menggunakan narkotika kemudian
untuk menimbulkan efek yang sama diperlukan dosis yang lebih tinggi
(toleransi). Setelah fase toleransi ini berakhir menjadi ketergantungan, merasa
tidak dapat hidup tanpa narkotika.
Sebelum mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengeruhi penyalah gunaan narkoba kita bahas terlebih dahulu jenis-jenis
nya.
Jenis-Jenis Narkoba
Ada beberapa jenis-jenis narkoba yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan, sebagaimana berikut ini :
1. Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintesis maupun semi
sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan yang dibedakan dalam golongan-golongan tertentu.
a. Golongan
I
Tanaman papaver
somniverum, opium, tanaman koka-daun koka-kokain mentah-kokaina,
heroin-morphine, ganja.
b. Golongan
II
Alfasetimetadol,
benzetidin, betametadol.
c. Golongan
III
Asetihidroteona,
dekstroprosifem, dihidro-kodenia.
2. Psikotropika
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang
berkhasiat psikotropika melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
a. Golongan
I
MDMA (Ectasy), N-etil
MDA, MMDA yang terdapat kandungan ectasy.
b. Golongan
II
Amfetamina (Sabu-sabu),
Deksamfetamina, Fenetilena.
c. Golongan
III
Amobarbital,
Buprenorfina, Butalbital.
d. Golongan
IV
Diazepam (Nipam/BK/Magadon),
Nitrazepam.
3.
Minuman keras adalah minuman beralkohol tetapi bukan obat, yang terbagi dalam
tiga golongan.
a. Golongan
A berkadar alkohol 1-5 %
b. Golongan
B berkadar alkohol 5-20 %
c. Golongan
C berkada alkohol 20-50 %
Narkoba yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat secara salah antara lain :
1. Heroin
a.
Nama : Putauw, PT, bedak, putih, Brown
Sugar, Benana, Smaek, Horse, Hammer, Snow White Brown.
b.
Asal : Papaver Somniferum.
c.
Bentuk : Seperti bedak berwarna putih,
rasa pahit, terdapat paket hemat, dijual sebesar ujung kuku/ibu jari dalam
kemasan kertas.
d.
Cara Pakai : Dihirup, dihisap, ditelan
dan disuntikkan lewat tangan, kaki, leher.
2. Kokain
a. Nama : Charlie, Nosc Candy, Snow, Coke.
b. Asal : Daun (tanaman Erythrro – Xylon Coca).
c. Bentuk : Serbuk putih, kadang dicampur dengan beberapa macam zat berbahaya,
disebut “Drug Cocktail”.
3.
Ganja
a.
Nama : Ganja, cimeng, gelek, daun,
rumput, jayus, jum, barang, marihuana, bang bunga, ikat, labang, hijau.
b.
Jenis-jenis : Stick, daun atau tembakau,
hashish (minyak/lemak ganja).
c.
Bentuk : Daun kering atau dalam bentuk
rajangan kering, dimasukkan dalam amplop.Daun basah, runcing berjari-jari
ganjil 5, 7, 9 dst.
d.
Cara Pakai : Dilinting seperti rokok,
dihisap dan dimakan, minyak ganja bisa dioles pada rokok biasa.
4.
Ekstasi
a.
Nama : Kancing, XTC, Inex, Adam,
Hug-Drug, Essence, Disco, Biscuits, Venus, Yupie, Butterfly, Elektrix, Gober,
Beladin.
b.
Bentuk : Pil, serbuk, kapsul.
c.
Cara Pakai : Diminum dengan air atau
yang lain.
5.
Shabu-shabu (methyl-Amphetamin).
a.
Nama : Ubas, SS, Mecin
b.
Bentuk : Bubuk atau Kristal
c.
Jenis : Gold silver, coconut, crystal,
blue ice, tebu
d.
Cara Pakai : Dibakar di atas kertas
timah dan dihisap melalui alat yang disebut bong. Pemakai bisa diindikasikan :
Tidak tenang (cemas), mudah marah, dapat cepat lelah, mata nanar, tidak
bersemangat, tidak beraktifitas, keringat berlebihan dan bahu, wajah pucat,
lidah warna putih, nafsu makan kurang, susah tidur (2-3 hari), jantung
berdebar-debar, banyak omong, percaya diri tinggi.
6.
Halusinogen
a.
Nama : LSD (Lysergic Diethyl Amid),
Magic Mushroom (jamur tahi kuda/sapi), STP (Serenity, Tranquility, Peace)
b.
Cara Pakai : Diminum, dihirup, dimakan.
7.
Hipnotika/sedative (obat tidur/obat penenang)
a.
Nama : Metaqualon (Mandrax),
Flunitrazepam (Rohyp), Clona Zepam (RIV), Nitra Zepam (pil koplo, pil anjing,
dum, BK, MG).
b.
Bentuk : Pil
c.
Cara Pakai : Ditelan
8.
Alkohol
a.
Nama : Etanol atau Ethyl Alkohol
b.
Jenis : Bir, wiski, gin, vodka,
martini, brem, arak, ciu, saquer, tuak, johny walker (topi miring), black and white
(kam-put, kambing putih)
c.
Bentuk : Cairan, berupa minuman
d.
Cara Pakai : Diminum / ditelan
9.
Inhalansia dan Solven
a.
Nama : Lem karet, aerosol spray,
aceton, gas N2O2, pelumas, thinner, terpentine, DDT, pestisida, zat pewarna
b.
Bentuk : Cairan, gas
c.
Efek : Timbul ilusi, halusinasi,kemampuan
persepsi yang salah
Disamping itu
ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan narkoba pada
remaja adalah:
1.
Faktor Internal
Faktor dari dalam diri remaja itu
sendiri yang mendorong untuk memakai narkoba adalah :
a.
Rendah diri, hiperaktif dan lekas bosan, perasaan rendah diri di
dalam pergaulan di masayarakat ataupun di lingkungan sekolah, kerja
dsb, mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara menyalahgunakan narkotik,
psykotropika maupun minuman keras yang dilakukan untuk menutupi kekurangan
mereka tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan seperti
lebih aktif dan berani.
b.
Memberontak
c. Emosional dan mental
Pada masa-masa ini
biasanya mereka ingin lepas dari segala aturan-aturan dari
orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan menggunakan
narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya. Lemahnya mental seseorang
akan lebih mudah dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya
menjurus ke arah penggunaan narkotik, psikotropika dan minuman
keras lainnya.
d.
Mencari pengalaman yang menyenangkan
e. Mengatasi
stress
2. Faktor
Eksternal
a.
Faktor keluarga
Kurangnya
perhatian dari orang tua atas apa saja yang dilakukan anaknya,keluarga yang
broken home mengakibatkan pribadi yang lemah (orang yang tidak dapat menghadapi
realita hidup),serta orang tua yang otoriter atau orang tua yang permisif.
b.
Faktor lingkungan sekolah
Disiplin
sekolah kurang serta kurikulum sekolah yang kurang menarik.
c.
Faktor lingkungan
Adanya
kesempatan, sarana dan prasarana untuk memperoleh narkoba sehingga pergaulan
bebas mengakibatkan perubahan tingkah laku selama masa puber, sehingga mudah
terpengaruh oleh ajakan atau bujukan teman.
3. Seks Bebas
Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang
kehidupan, dimana individu mengalami banyak perubahan baik fisik, emosional,
maupun sosial, perkembangan fisik dan mental yang terjadi secara pesat pada
masa ini akan mempengaruhi perilaku individu dalam lingkungan sosialnya, remaja
yang sedang berada dalam periode yang penuh rasa ingin tahu dan mencoba-coba,
terdorong untuk melakukan berbagai macam hal yang belum pernah dialaminya.
Dalam masa remaja mau tidak mau harus melalui berbagai tugas perkembangan yang
akan dia hadapi salah satu tugas perkembangan tersebut adalah mencapai hubungan
baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita (Hurlock, 1980).
Tentu saja hal ini berkaitan dengan masalah seks.
SEX BEBAS adalah perilaku layaknya
hubungan suami istri yang dilakukan diluar pernikahan yang sah dan tidak
bertanggung jawab untuk memperoleh suatu kenikmatan sesaat tetapi akan
memperoleh kerugian yang terus-menerus, serta dapat merusak moral dan
bertentangan dengan agama manapun (Bangkit
pamungkas:2010)
Penelitian-penelitian mengenai kaum remaja di
Indonesia pada umumnya menyimpulkan bahwa nilai-nilai hidup kaum remaja sedang
dalam proses perubahan. Remaja Indonesia dewasa ini nampak lebih bertoleransi
terhadap gaya hidup seksual pranikah. Misalnya sebanyak 42,3% remaja telah
melakukan hubungan seks pertama kali saat masih dibangku sekolah, dengan alasan
kenapa meraka melakukan itu atas dasar suka sama suka dan tanpa paksaan,
Demikian diungkap dr.Boy Abidin, ginekolog dalam diskusi yang diadakan Kotex di
Djakarta Teater, Jakarta. Data yang berasal dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Annisa Foundation tahun 2008 di SMP dan SMU se-Jawa Barat ini.
Sementara hasil penelitian lain dari BKKBN periode akhir Desember 2009, lanjut
dr Boy, menyebutkan bahwa 63% remaja di beberapa kota besar yang ada di
Indonesia telah melakukan seks pra nikah. Umumnya remaja melakukan hubungan
seks karena didasari rasa suka sama suka. Salah satu penyebab terjadinya
hubungan seks bebas pada remaja adalah kurangnya pengetahuan remaja mengenai
seks itu sendiri. Mengingat seks juga berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan
remaja maka tidak mengherankan jika remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat
besar tentang seks.
Adapun beberapa faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perilaku seks bebas pada remaja:
1. Faktor Internal
Usia
yang muda saat berhubungan seksual pertama. Dimana hasrat nafsu sexsual yang tinggi, kurang bisanya
seseorang ini dalam mengendalikan nafsunya.
2. Faktor Eksternal
a.
Faktor keluarga
Kurangnya perhatian dari orang
tua dalam mengawasi pergaulan anak,kurangnya pedidikan agama yang diberikan
orang tua,saudara
kandung, yang memiliki hasrat pada saudaranya sendiri.
b.
Faktor Lingkungan Pendidikan
Kurangnya pendidikan ilmu agama dan kurang pengetahuan
tentang norma-norma dan kaidah-kaidah yang berlaku,kurangnya perhatian
dari pihak sekolah tentang pergaulan siswanya.
c.
Faktor lingkungan
Karena sering menonton atau membaca hal-hal yang
kaitan nya dengan pornografi,pengalaman pacaran/kencan
(hubungan afeksi),kecenderungan pergaulan yang makin bebas.
2.3.4
Dampak Pergaulan Bebas
1.
Tauran
Antar Remaja
1)
Terhadap remaja itu sendiri
a. Kemungkinan
besar dapat mengalami cedera, cacat
seumur hidup atau bahkan tewas saat tauran.
b. Terganggunya
proses belajar di sekolah.
c. Berkurangnya
penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai.
2) Terhadap
lingkungan sekitar
a.
Rusaknya fasilitas umum seperti taman kota,
trotoar (vas bunga), bus, halte dan fasilitas lainnya serta fasilitas pribadi,
seperti kendaraan, pecahnya kaca toko-toko, dan lain-lain.
b.
Akibat yang terakhir ini memiliki
konsekuensi jangka panjang terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
2.
Penyalahgunaan
Narkoba
Narkoba
bisa memabukkan karena seluruh saraf-saraf dalam tubuh tidak berfungsi layaknya
orang normal sehingga orang yang mengkonsumsi narkoba seperti orang gila.
Apabila terlalu sering menggunakan narkoba maka kita akan ketagihan karena
mengakibatkan ketergantungan terhadap obat-obatan itu.
1)
Narkotika mengakibatkan :
a.
Merusak
susunan susunan syaraf pusat
b.
Merusak organ tubuh, seperti hati dan ginjal
c.
Menimbulkan
penyakit kulit, seperti bintik-bintik merah pada kulit, kudis dsb.
d.
Melemahkan
fisik, moral dan daya fikir
e.
Cenderung
melakukan penyimpangan sosial dalam masyarakat, seperti senang berbohong,
merusak barang milik orang lain, berkelahi, free seks dll.
f.
Karena
ketagihan, untuk memperoleh narkotika dilakukan dengan segala macam cara
dimulai dengan mengambil barang milik sendiri, keluarga, mencuri, menodong,
merampok dan sebagainya.
2) Psikotropika,
terutama yang populer adalah ecstasy dan sabu-sabu mengakibatkan :
a.
Efek farmakologi : meningkatkan daya
tahan tubuh, meningkatkan kewaspadaan, menimbulkan rasa nikmat, bahagia semu,
menimbulkan khayalan yang menyenangkan, menurunkan emosi. Untuk pil ecstasy
reaksinya relatif cepat, yaitu 30-40 menit setelah diminum, pemakainya terasa
hangat, energik, nikmat, bahagia fisik dan mental sampai reaksi ecstasy
tersebut berakhir (2-6 jam), namun buruknya setelah itu tubuh berubah seperti
keracunan, kelelahan dan mulut terasa kaku serta dapat mengakibatkan kematian
kalau terlalu over dosis.
b.
Efek samping : muntah dan mual, gelisah,
sakit kepala, nafsu makan berkurang, denyut jantung meningkat, kejang-kejang,
timbul khayalan menakutkan, jantung lemah, hipertensi, pendarahan otak.
c.
Efek lain : tidur berlama-lama, depresi,
apatis terhadap lingkungan.
d.
Efek terhadap organ tubuh : gangguan
pada otak, jantung, ginjal, hati, kulit dan kemaluan.
3) Minuman
keras, berakibat antara lain :
a. Gangguan
fisik : gangguan dan kerusakan pada hati, jantung, pankreas, lambung dan otot.
b. Gangguan
jiwa : gangguan otak/daya ingatan, kemampuan belajar menurun, mudah tersinggung,
mengasingkan dari lingkungan dsb.
c. Gangguan
kamtibmas : akibat minuman keras akan menekan pusat pengendalian seseorang,
sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif, yang kemudian
diekspresikan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma, bahkan tidak sedikit
yang melakukan tindakan kriminal.
4) Dampak heroin,antara lain :
a. Efek : Mual, mengantuk, cadel, pendiam, mata sayu, muka pucat, tidak
konsentrasi, hidung gatal-gatal.
b. Gejala putus obat
Sebelum memakai : Tulang otot sendi terasa nyeri, demam, takut air,keringat
keluar berlebihan,takut kedinginan, bulu kuduk berdiri,mata berair, hidung
berair,mual-mual, perut sakit, diare,tidak suka makan,tidak bisa bekerja
(lemas).
Setelah memakai : Fly
(berkhayal), mata sembab kadang muntah,jantung berdebar, mata susah bangun.
c. Bahaya
heroin
Hepatitis B, C, AIDS,
HIV,menstruasi terganggu, infertilitas (impotensi),abses (jika pakai suntik),tubuh
kurus, pucat, kurang gizi,sulit buang air besar,mudah terserang radang paru,
TBC paru, radang hati, empedu, ginjal.
5)
Dampak Kokain
a.
Efeknya yaitu suhu badan tinggi, denyut
jantung bertambah,mudah marah, agresif dan merusak,merasa energik dan waspada
dan merasa memiliki dunia (arogan).
b.
Gejala putus obat yaitu ada keinginan
bunuh diri, mual, kejang-kejang.
c.
Bahaya kokain yaitu paranoid,menyebabkan
perkelahian,mabuk dan tidak bergairah,jika dihirup akan menyebabkan mimisan dan
sinusitis,kerusakan jantung jika dicampur rokok,pemakaian banyak, nafsu sex
hilang,dan bisa terjadi psikotik atau gila dalam jangka panjang
6)
Dampak Ganja
a.
Efeknya yaitu jantung berdebar-debar,tidak
bergairah, cepat marah, sensitive,serta perasaan tidak tenang, eforia, kurang
percaya diri, rasa letih/malas.
b.
Gejala putus obat yaitu sebenarnya
hanya faktor psikis dan sugesti yang lebih dominan, apabila tidak memakai
ganja.
c.
Bahayanya yaitu untuk pemakaian yang
lama akan menjadikan pemakai menjadi linglung.
7)
Dampak ekstensi
a.
Efeknya yaitu mulut kering, gigi
berkerut-kerut,banyak berkeringat dingin, nafsu makan kurang,badan tak
terkendali geraknya (triping),denyut jantung, nadi bertambah,tekanan darah
naik,rasa percaya diri tinggi,keintiman bertambah.
b.
Gejala putus obat : Rasa letih, malas,mudah
tersinggung, emosi labil,sulit tidur, mimpi buruk jika tidur,depresi, mata
kabur.
c.
Bahaya : Paranoid (rasa takut berlebihan,
curiga yang berlebihan),pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa
linglung,merusak syaraf otak,pucat kurang darah,kurus kurang gizi,dan penyakit
Parkinson.
8)
Dampak halusinogen
a.
Efek : Menimbulkan serenity,
tranquility dan peace (rasa tenang dan damai) sesaat,perasaan labil yaitu
murung dan bahagia atau euforia kadang-kadang menjadi takut.
b.
Bahaya : Kecemasan akut, reaksi panic,terjadi
depresi sampai berbulan-bulan,serta terjadinya gejala psikotik (gila).
9)
Dampak Hipnotika/sedative (obat tidur/obat penenang)
a.
Efeknya yaitu teler (bicara cadel,
jalan sempoyongan),mudah tersinggung,banyak bicara yang tidak karuan,ngawur
dalam bertindak, tidak terkontrol
b.
Gejala putus obat : Denyut jantung
cepat,banyak berkeringat,tekanan darah tinggi,tangan, kelopak dan lidah
bergetar
c.
Bahaya : Terjadinya perkelahian,mudah
tersinggung dan marah,lemas, sedih, ingin bunuh diri,menimbulkan halusinasi dan
melakukan tindakan berbahaya.
10)
Inhalansia dan solven
a.
Bahaya : Merasa dirinya bisa terbang,
sehingga bisa terjun dari tempat tinggi tanpa mati,keracunan akut, bisa mati
mendadak akibat menghisap inhalansia,kejang saluran nafas,keracunan kronis
merusak organ tubuh otak, ginjal, paru-paru, jantung, sunsum tulang,kulit bisa
mengelupas karena keracunan terpentine (zat mudah menguap)
akai.
3.
Seks
Bebas
Dampak yang ditimbulkan dari seks bebas
seperti : kehamilan di luar nikah,
aborsi yang tidak aman,
infeksi saluran produksi.
10 Penyakit Akibat Seks
Bebas :
1. Herpes Genital.
Hampir 31 juta orang Amerika, satu per enam jumlah penduduk
Amerika-pernah menderita herpes genital. Herpes, yang disebabkan oleh virus
herpes simplex tipe 2, adalah infeksi seumur hidup yang menyebabkan lecet-lecet
pada alat kelamin yang biasanya datang dan pergi. Ada pria yang tidak
menunjukkan gejala apa pun, tetapi mereka tetap bisa menulari orang lain.
Acydovir (Zovirox), sebuah obat yang diresepkan, dapat meringankan
gejala-gejalanya, tetapi tidak menyembuhkan. Lecet-lecet karena herpes tersebut
bisa meningkatkan risiko tertular AIDS melalui luka di darah.
2.
Sifilis (Penyakit Raja Singa).
Juga dikenal dengan nama Great Imitator karena gejala-gejala awalnya
mirip dengan gejala-gejala sejumlah penyakit lain. Sifilis sering dimulai
dengan lecet yang tidak terasa sakit pada penis atau bagian kemaluan lain dan
berkembang dalam tiga tahap yang dapat berlangsung lebih dari 30 tahun. Secara
umum, penyakit ini dapat membuat orang yang telah berumur sangat menderita,
karena dapat mengundang penyakit jantung, kerusakan otak, dan kebutaan. Apabila
tidak diobati, penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian. Kira-kira 120.000
orang di AS tertular sifilis tiap tahun.
3.
Gonore (Kencing Nanah)
Penyakit ini telah dikenal sejak dahulu, menyerang sekitar 1,5 juta
orang Amerika, baik pria maupun wanita, setiap tahun. Meskipun sering tanpa
gejala, infeksi bakteri ini dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil
dan mengeluarkan nanah setelah dua hingga sepuluh hari. Kalau tidak diobati,
penyakit ini dapat berkembang menjadi artritis, lepuh-lepuh pada kulit, dan
infeksi pada jantung atau otak. Gonore dapat disembuhkan dengan antibiotika.
4.
Klamidia
Kondisi ini mempunyai gejala mirip gonore, walaupun bisa juga muncul tanpa
gejala. Di Amerika, klamidia termasuk penyakit yang paling mudah diobati,
tetapi mudah juga menginfeksi, yaitu sekitar 4 juta orang setiap tahun.
Penyakit ini dapat menyebabkan artritis parah dan kemandulan pada pria. Seperti
sifilis dan gonore, penderitanya dapat disembuhkan dengan antibiotika.
5.
Jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart)
Di Amerika, kasus kutil pada alat kelamin ini mencapai 1 juta setiap
tahunnya. STD ini disebabkan oleh sejenis virus papiloma, yang terkait dengan
kanker penis serta anus. Obatnya tidak ada, walaupun kutil yang terjadi dapat
dihilangkan melalui operasi atau dibakar, atau dibekukan. Akan tetapi setelah
itu gejala yang sama dapat datang kembali.
6. Hepatitis B
Penyakit ini dapat berlanjut ke sirosis hati atau kanker hati. Setiap
tahun kasus yang dilaporkan mencapai 200.000, walaupun ini satu-satunya STD
yang dapat dicegah melalui vaksinasi.
7. Kanker prostat
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Karin Rosenblatt dari University
of Illinois, diketahui bahwa dari 753 pria yang disurvei, terdapat hubungan
antara kanker prostat dan banyaknya berhubungan seksual dengan beberapa orang.
Pria yang sering melakukan seks dengan banyak wanita berisiko 2 kali lipat
terkena kanker prostat.
8. Kanker Serviks (leher
rahim)
Hampir 95 persen kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus
(HPV), dan 33 persen wanita dilaporkan punya virus tersebut,yang menyebabkan
adanya sakit di leher rahim. Virus ini bisa menular lewat hubungan seksual, dan
laki-laki pun bisa tertular oleh virus ini.
9. HIV/AIDS
Pertama kali ditemukan pada tahun 1984. AIDS adalah penyakit penyebab kematian
ke-6 di dunia, baik bagi wanita maupun pria. Virus yang menyerang kekebalan
tubuh ini bisa menular melalui darah dan sperma pada saat berhubungan seksual.
Hingga kini vaksinnya masih dikembangkan namun belum terbukti ampuh mencegah
penularannya.
10. Trichomoniasis
Bisa menyebabkan daerah di sekitar vagina menjadi berbuih atau berbusa. Ada
juga yang tidak mengalami gejala apapun. Penyakit ini bisa menyebabkan bayi
terlahir prematur jika sang ibu menderita penyakit ini saat hamil.
2.2.5
Cara
Menagggulangi Pergaulan Bebas
a.
Tawuran
Antar Remaja
Untuk mengatasi masalah tawuran antar pelajar, di
sini penulis akan mengambil dua teori. Yang pertama adalah dari Kartini
Kartono. Dia menyebutkan bahwa untuk mengatasi tawuran antar pelajar atau
kenakalan remaja pada umumnya adalah:
1)
Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan
kekurangan sendiri, dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya
tidak mendidik dan tidak menuntut.
2)
Memberi kesempatan kepada remaja untuk
beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat.
3)
Memberikan bentuk kegiatan dan
pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya
dengan pengembangan bakat dan potensi remaja.
Teori yang kedua adalah dari Dryfoos,
dia menyebutkan untuk mengatasi tawuran pelajar atau kenakalan remaja pada
umumnya harus diadakan program yang meliputi unsur-unsur berikut :
1)
Program harus lebih luas cakupannya
daripada hanya sekedar berfokus pada kenakalan.
2)
Program harus memiliki komponen-komponen
ganda, karena tidak ada satu pun komponen yang berdiri sendiri sebagai peluru
ajaib yang dapat memerangi kenakalan.
3)
Program harus sudah dimulai sejak awal masa
perkembangan anak untuk mencegah masalah belajar dan berperilaku.
4)
Sekolah memainkan peranan penting.
5)
Upaya-upaya harus diarahkan pada institusional daripada
pada perubahan individual, yang menjadi titik berat adalah meningkatkan
kualitas pendidikan bagi anak-anak yang kurang beruntung.
6)
Memberi
perhatian kepada individu secara intensif dan merancang program unik bagi
setiap anak merupakan faktor yang penting dalam menangani anak-anak yang
berisiko tinggi untuk menjadi nakal.
b. Penyalahgunaan Narkoba
Upaya
penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dapat dilakukan melalui beberapa cara
oleh pemerintah, sebagai berikut ini :
1)
Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk
masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba. Pencegahan
adalah lebih baik dari pada pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan Narkoba
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan dalam
keluarga, penyuluhan oleh pihak yang kompeten baik di sekolah dan masyarakat,
pengajian oleh para ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan malam oleh pihak
keamanan, pengawasan distribusi obat-obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan
lain yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya
penyalahgunaan Narkoba.
2)
Represif (penindakan), yaitu menindak
dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum, yang dilakukan oleh
para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau
masyarakat mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak
boleh main hakim sendiri.
3)
Kuratif (pengobatan), bertujuan
penyembuhan para korban baik secara medis maupun dengan media lain. Di
Indonesia sudah banyak didirikan tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi
pecandu narkoba seperti Yayasan Titihan Respati, pesantren-pesantren, yayasan
Pondok Bina Kasih dll.
4)
Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan
agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali “ketagihan”
Narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar para
korban narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani. Kita tidak boleh mengasingkan para korban Narkoba yang sudah sadar dan
bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai pecandu narkoba.
Ada beberapa upaya untuk mencegah supaya anggota keluarga
tidak terjerat narkoba, antara lain :
1)
Katakan tidak pada narkoba (say no to drugs)
Kita harus mempunyai prinsip hidup menolak pemakaian narkoba. Anti
narkoba dengan segala bentuknya. Jangan pernah sekali pun mencoba bagaimana
rasanya narkoba. Sebab banyak para pecandu narkoba awalnya hanya ingin mencoba
bagaimana rasanya. Setelah tahu, mereka tidak dapat lagi lepas darinya sebab
narkoba itu melumpuhkan daya pikir.
Kita harus
menyadari dampak buruk narkoba bagi kesehatan. Daya tahan tubuh akan semakin
rendah dan rentan terhadap penyakit. Dengan kesadaran seperti ini maka kita
tidak akan berani mencoba walau disodorkan secara gratis di hadapan kita.
Dengan tegas kita menolaknya. Pengetahuan
mengenai narkoba patut kita pelajari dari berbagai buku dan internet. Kita akan
mempunyai pemahaman dan pengetahuan tentang narkoba dan tujuan sebenarnya
pemakaian narkoba dalam pengobatan. Dengan pengetahuan lebih maka kita juga
bisa memberikan pemahaman tentang dampak buruk narkoba bagi anggota keluarga
kita sehingga mereka juga tidak berani mencobanya.
2)
Memilih lingkungan pergaulan yang baik.
Banyak
orang terkena narkoba karena salah dalam memilih lingkungan pergaulan. Ini bisa
terjadi ketika kita ingin bergaul dan bersenang-senang dengan banyak orang.
Kita ingin dikenal sebagai anak gaul. Apa pun kita lakukan supaya diterima
menjadi anggota suatu perkumpulan termasuk mencoba mentah-mentah narkoba yang
disodorkan pada kita. Kita hanya berpikir supaya diterima oleh mereka dengan
mengabaikan kesehatan dan keluarga kita. Yang pada akhirnya membuat kita lupa
diri dan lupa akan keluarga kita. Anggota kelompok akan senang melihat kita
juga kecanduan seperti diri mereka sendiri artinya mereka tidak hanya mau
menghancurkan diri mereka sendiri tetapi juga menghancurkan kehidupan orang
lain. Mereka akan tertawa melihat kehancuran diri kita dan ketidakmampuan kita
terlepas dari jerat narkoba.
Pandai-pandailah
memilih lingkungan pergaulan. Ini dibutuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah
lingkungan. Kalau kita sudah tahu kalau suatu perkumpulan sudah terlibat
masalah narkoba, maka jangan pernah sekali-kali mencoba menjadi anggotanya.
Segera membelakangi dan meninggalkan mereka tanpa syarat. Kita harus berani
mengambil tindakan demi diri sendiri dan keluarga.
3)
Mencintai kehidupan
Kalau kita
mencintai kehidupan maka pasti kita tidak akan menghancurkannya dengan narkoba.
Kita akan menjalani dan merawat kehidupan kita dengan baik. Kita diberikan
Tuhan kehidupan baik yang selayaknya kita pergunakan untuk kebaikan bagi
masyarakat bukan menjadi sampah masyarakat yang harus disingkirkan. Mendekatkan
diri pada Tuhan dengan mengikuti ibadah sesuai dengan kepercayaan kita akan
menambah kecintaan kita pada kehidupan. Kita mengasihi dan mencintai orang lain
seperti mengasihi dan mencintai diri sendiri sebagaimana Tuhan juga mengasihi
kita dengan memberikan kehidupan yang baik. Kita akan mencintai diri kita dan
keluarga kita dengan tulus. Kita memberikan diri kita bagi mereka dan tidak mau
menjadi budak narkoba yang akan menghancurkan hidup diri dan keluarga kita.
Kecintaan
terhadap keluarga dan bertanggungjawab akan masa depan anak kita sangat
diperlukan. Keharmonisan dalam hidup keluarga harus kita bangun, saling
menghormati, menolong dan memahami satu sama lain. Jangan pernah membiarkan
anggota keluarga berjuang mengatasi masalah mereka sendiri. Persoalan-persoalan
keluarga hendaknya bisa diatasi bersama-sama sehingga tercipta keluarga yang
damai penuh cinta tanpa narkoba.
Upaya
penanggulangan bahaya Narkoba tidak semata-mata tugas Pemerintah (Kepolisian),
tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama. Untuk itu harus ada
upaya terpadu (integrated) dari semua pihak, seperti keluarga, sekolah,
masyarakat, ulama, LSM dan Pemerintah untuk bersatu padu mencegah dan
memberantas bahaya Narkoba. Masing-masing dapat berperan sesuai bidangnya
masing-masing, proporsional dan tidak melanggar rambu-rambu hukum. Mari kita
perangi narkoba, selamatkan saudara-saudara kita.
c.
Seks Bebas
Usaha Menghindari Perilaku Seks Bebas,yaitu :
1) Sebagai seorang remaja, kalian harus mempertebal
keimanan guna membentengi diri dari perilaku seks bebas.
2) Membatasi pergaulan antara remaja pria dan wanita
agar tidak terlalu bebas.
3) Membuat regulasi (peraturan) yang melarang
ditampilkannya atau ditayangkannya acara tontonan yang berbau pornografi dan
pornoaksi.
4) Orang tua sebagai penanggung jawab utama terhadap
kemuliaan perilaku anak harus mencurahkan perhatiannya bagi perkembangan anak
dan pergaulan anak agar anak tersebut tidak terjerumus ke dalam pergaulan
bebas.
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari
pembahasan uraian di atas dapat menyimpulkan, yaitu : para remaja haruslah
diperhatikan sering lagi karena tanpa perhatian dari orang tua, guru
dan lembaga social lainnya seorang anak dapat melakukan penyimpangan
sosial. Karena hanya merekalah penerus bangsa ini. Araha-arahan perlu diberikan
kepada remaja, karena dampak awal yang paling
terasa adalah pada orang yang ada disekitarnya. Pendukungan mereka sangat perlu
untuk memupuk rasa patriotisme dan
nasionalisme bangsa Indonesia.
3.2
Saran
Adapun saran yang penulis buat agar
dapat dijadikan teladan oleh para remaja untuk dapat memperbaiki jalur hidup
mereka demi masa depan dan nama baik Negara kita,terutama orang tua selaku ayah
dan ibu harus betul-betul memberikan perhatian bagi anak-anak mereka.
Dihimbaukan bagi para pihak keamanan seperti
polisi harus lebih mengetatkan keamanan serta kegiatan mereka
untuk mengatasi kenakalan remaja.
Harapan kami agar di
negara kita terutama masyarakat umum menyadari akan bahaya memakai atau
mengkonsumsi Narkotika. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda seharusnya
lebih berhati-hati dalam memilih teman bergaul, sebab jika kita salah pilih
teman lebih-lebih yang sudah kita tahu telah menjadi pecandu hendaknya kita
berfikir lebih dulu untuk bersahabat dengan mereka.
Abimayu, Soli dan M. Thayeb Manrihu.
1984. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah.
Jakarta : CV. Rajawali.
Budianto. 1989. Narkoba dan Pengaruhnya. Bandung : Ganeca Exact.
Kartono,
Kartini. 2008. Kenakalan Remaja. Jakarta :
PT Raja Grafindo Parsada.